Minggu, 07 Maret 2010

Puisi untuk Palestina

Tuhan, aku masih punya mata
Kau saksinya
sehingga bisa kusaksikan derai pilu dari
bibir bocah kecil yang kehilangan ibunya
disana
: Palestina

Tuhan, aku masih punya telinga
Kau saksinya
sehingga dapat kudengar teriak histeris seorang ibu yang
bayinya tewas tanpa kepala
di sana
: Palestina

Tuhan, aku masih punya hati
Kau saksinya
sehingga kubiarkan jiwa dan nurani ini luruh
melihat wajah-wajah ketakutan
antara perempuan dan anak-anak yang menyebut-nyebut asma-Mu
di sana
: Palestina

Andai padang gurun bergemuruh terhapus badai debu,
sesak dadaku menghirup terik
yang membanjiri tubuh
Tak mengapa namun kupinta lenyapkan cinta ini
dengan cinta agar bisa kubeli dedaunan segar dari pelepah pohon palma
biar kutulis ayat-ayat cinta-Mu di atas lembarannya
kuusap di wajahku

Dari cahaya wajah-Mu yang memenuhi segenap penjuru Arsy-Mu
meregang doa-doa yang membekap dua lautan
lantas, jawablah dengan cinta sewujud kemenangan atau
entah apa namanya untuk saudara kami
di sana
: Palestina

(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5x_sqKJzmwv9TOnP_mlBghFLFGe3TW-a_GE_4Y3QAQkskr8wLTB5vcH8jXM9FyS9yEV2sSjb-uRFBhyphenhyphengtqsUGr-PnijuOVNqWMgZZEUQtuvEcIFhoGLy-QnCR7UgD7QmbH3p8gpOBKPny/s1600-h/twit_05.png